- 10 July 2022
- Posted by: admin-abikb
- Category: News Feed
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga logam masih dibayangi oleh penguatan dolar dan tingkat suku bunga yang tinggi serta potensi resesi global. Meski naik di perdagangan terakhir pekan ini, harga sejumlah logam mulai cenderung turun dalam sebulan terakhir.
Mengutip Bloomberg, harga emas spot ditutup naik 0,13% ke US$ 1.742,48 per ons troi. Harga perak spot naik 0,49% ke US$ 19,31 per ons troi.
Harga logam mulia lain juga naik. Harga paladium spot naik 8,26% ke US$ 2.160 per ons troi. Kenaikan harga juga terjadi pada platinum sebesar 2% menjadi US$ 894,76 per ons troi.
Harga emas turun 5,98% dalam sebulan terakhir. Harga perak melorot 12,43% pada periode yang sama.
Dalam sebulan terakhir, harga platinum mengakumulasi penurunan 11,34%. Harga paladium justru naik 11,07% dalam sebulan.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve menjadi pengaruh kuat pelemahan harga komoditas logam mulai. Penguatan dolar AS dan kekhawatiran geopolitik dan menciptakan ketakutan resesi dan inflasi.
“Sehingga imbal hasil US Treasury bergerak lebih tinggi dan kekhawatiran resesi meningkat. US Treasuries telah pulih ke zona hijau dengan tingkat pengembalian yang lebih di seluruh papan,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Jumat (8/7).
Menurut Sutopo permintaan lindung nilai menambah minat investasi pada US Treasuries dan dolar AS. Indeks dolar telah melonjak ke level tertinggi baru dalam dua dekade. Semua indikasi ini menahan kenaikan harga emas.
“Meskipun logam mulia tidak mendekati penurunan minyak yang mencapai 10%, harga emas telah turun 4% sepekan, harga perak turun 3,5%, tembaga turun 4,9%, paladium 3,4%, platinum 3,2%,” ujar Sutopo.
Suku bunga yang lebih tinggi membuat dolar lebih mahal dan pembeli dari luar Amerika menjadi berkurang, karena emas yang dinilai dengan dolar yang lebih mahal. Sutopo menyampaikan harga logam mulia akan bertahan meski saat ini terkoreksi. Inflasi yang masih berkelanjutan dan resesi yang membayangi masih membebani pikiran konsumen karena daya beli berkurang.
Tindakan agresif bank sentral dan prospek kenaikan suku bunga telah menahan harga emas. Sentimen negatif lain adalah kenaikan pajak impor terhadap emas batangan India.
Menurut Sutopo, inflasi tidak mungkin cepat turun. Bank sentral kemungkinan besar berhasil mengendalikan inflasi. Tapi inflasi telah masuk ke semua sektor ekonomi.
“Sehingga emas kemungkinan akan tetap dinilai dengan tinggi, meskipun saat ini terkoreksi. Karena emas tidak memberikan imbal hasil, selain hanya bersifat melindungi nilai,” tutur Sutopo.
Sutopo memperkirakan harga emas spot kemungkinan masih akan bertahan di US$ 1.800 kembali. Harga emas batangan kemungkinan akan tetap bertahan di angka Rp 1 juta per gram meski saat ini terkoreksi di angka Rp 973.000 per gram.