- 2 November 2023
- Posted by: admin-abikb
- Category: News Feed
Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global hari ini diperkirakan akan mengalami jenuh beli setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed mempertahankan suku bunga acuan stabil di kisaran 5,25%-5,5% pada pertemuan yang digelar 31 Oktober-1 November 2023.
Tim analis Monex Investindo Futures menjelaskan secara teknikal setelah membentuk pola reversal pattern double top, emas kini semakin menjauhi level tertinggi lima bulan, Kemampuan harga menembus level support daily juga menjadi sinyal bahwa potensi penurunan masih tetap terbuka.
“Dengan menggunakan pola zigzag, struktur penurunan juga kian tampak, adanya pola harga lower high dan diikuti dengan dengan lower low menjadi sinyal penurunan harga emas,” tulis analis Monex, Kamis (2/11/2023).
Analis Monex menambahkan emas masih memiliki kesempatan turun lantaran saat ini harga berada pada channel down pattern dan indikator stochastic juga menunjukkan peluang jual karena garis merah dan biru berpotongan di area jenuh beli. Bila terus bergerak turun maka emas berpeluang menuju level support US$1.974,90 per troy ounce.
Sentimen dari mancanegara khususnya AS tertuju pada keputusan Federal Reserve mempertahankan suku bunga tetap stabil tetapi membuka kemungkinan kenaikan lebih lanjut, dalam pernyataan kebijakan yang mengakui kekuatan ekonomi AS cukup mengejutkan.
“Saat bayangan faktor makro [dari kekuatan dolar, meningkatnya ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dan berkurangnya tekanan inflasi] tetap ada setelah pertemuan The Fed, lalu faktor geopolitik telah lebih dari cukup untuk mengimbanginya,” kata analis Standard Chartered, Suki Cooper, mengutip Reuters, Kamis (2/10/2023).
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral AS tidak memikirkan penurunan suku bunga saat ini.
Pekan ini, harga emas sedikit turun setelah melampaui level penting US$2.000 pada Jumat pekan lalu. Emas batangan naik lebih dari 7% pada Oktober 2023, dibantu oleh kuatnya permintaan safe-haven akibat meningkatnya konflik di Timur Tengah.
Setelah keputusan The Fed, dolar AS mempertahankan penguatannya sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun ke posisi terendah dalam dua minggu.
Para pedagang menambahkan spekulasi bahwa bank sentral telah selesai menaikkan suku bunga mereka dan akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Juni tahun depan.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost memegang emas.
“Kombinasi dari suku bunga yang lebih rendah, melemahnya dolar AS, dan pembelian sektor resmi yang kuat akan membantu emas dalam jangka panjang,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.