- 3 February 2023
- Posted by: admin-abikb
- Category: News Feed
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas berbalik arah dengan sangat cepat. Setelah melambung pada Rabu pekan ini, sang logam mulia langsung tersungkur kemarin.
Pada penutupan perdagangan Kamis (2/2/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.912,37 per troy ons. Harga sang logam ambruk 1,95%. Penurunan sebesar itu belum pernah tercatat setidaknya dalam kurun waktu enam bulan terakhir.
Pelemahan kemarin juga seperti menghapus jejak gemilang emas pada hari sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (1/2/2023), emas melonjak 1,2% ke posisi US$ 1.950,42 per troy ons.
Harga emas juga masih melandai pada pagi hari ini. Pada Jumat pagi (3/2/2023) pukul 06:20 WIB, harga emas dunia di pasar spot di posisi US$ 1.912,01 per troy ons. Emas melemah 0,02%.
Analis dari High Ridge Futures, David Meger, menjelaskan emas ambruk karena pelaku pasar memilih profit taking menjelang pengumuman data pengangguran.
Setelah mengambil banyak keuntungan kemarin, banyak trader menjual emas dan memilih menahan diri sambal menunggu data pengangguran yang keluar Jumat malam nanti.
Data pengangguran merupakan salah satu indikator penting yang akan menjadi pertimbangan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan kebijakan suku bunga mendatang.
Emas juga melandai karena dolar AS mulai bangkit. Indeks dolar menguat ke 101,75 kemarin, dari hari sebelumnya yang berkutat di 101,11.
Penguatan dolar AS membuat emas semakin mahal dan tidak terjangkau buat investor.
“Faktor penopang emas masih sangat kuat. Namun, pelaku pasar banyak yang melakukan profit taking menjelang pengumuman data pengangguran,” tutur Meger, dikutip dari Reuters.
Seperti diketahui, emas melambung pada Rabu kemarin setelah The Fed memutuskan kenaikan suku bunga sebesar 25 bps. Kenaikan tersebut sejalan dengan ekspektasi pasar sehingga harga emas pun naik. Dolar AS juga melemah sehingga membuat emas semakin menarik.