- 27 March 2023
- Posted by: admin-abikb
- Category: News Feed
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas mulai melandai usai terbang selama dua pekan. Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (24/3/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.977,22 per troy ons. Harga sang logam mulia ambruk 0,82%.
Dalam sepekan, harga emas juga melemah 0,54%. Pelemahan ini menghapus kinerja cemerlang emas yang menguat selama tiga pekan sebelumnya. Pada dua pekan lalu, emas bahkan mengangkasa 6,43%.
Harga emas juga sedikit melemah pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari ini, Senin (27/3/2023) pukul 05:40 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.972,71 per troy ons. Harganya melandai 0,23%.
Harga emas melandai setelah dolar Amerika Serikat (AS) kembali perkasa. Indeks dolar AS pada akhir pekan lalu ditutup di posisi 103,12, jauh lebih tinggi dibandingkan sehari sebelumnya yang berada di 102,53.
Penguatan dolar AS tentu menjadi kabar buruk bagi emas mengingat sang logam mulia semakin sulit dijangkau untuk investasi.
“Penguatan dolar AS dan rebound pada apsar saham membuat harga emas sedikit melemah,” tutur Bart Melek, analis dari TD Securities, dikutip dari Reuters.
Emas terbang pada dua pekan lalu karena meningkatnya ketidakpastian akibat dari krisis perbankan AS.
Pasar guncang karena kolapsnya tiga bank yakni Silvergate Bank, Signature Bank, dan Silicon Valley Bank (WVB).
Di tengah ketidakpastian, emas sebagai aset safe haven pun kembali diburu.
Otoritas AS sudah melakukan sejumlah langkah untuk menahan penyebaran dampak krisis perbankan, termasuk dengan memastikan dana nasabah yang terjamin akan mendapatkan dananya.
Dengan semakin berkurangnya kekhawatiran pasar maka emas pun kembali dilepas dan banyak investor kembali ke aset yang lebih berisiko seperti saham. Akibatnya harga emas pun melemah.
Meski melemah, harga emas diproyeksi masih bisa menguat ke depan. Analis dari RJO Futures Bob Haberkorn menjelaskan krisis perbankan belum benar-benar berlalu.
Buktinya, Eropa kembali digoyang kekhawatiran oleh kinerja Deutsche Bank.
Saham bank raksasa asal Jerman tersebut turun lebih dari 13% pada pembukaan perdagangan Jumat (23/3/2023) menyusul lonjakan credit default swap(CDS) pada Kamis pekan lalu, karena kekhawatiran tentang stabilitas bank-bank Eropa tetap ada.
“Kekhawatiran apapun mengenai krisis perbankan akan membuat harga emas kembali menguat,” ujar Haberkorn.