- 27 March 2023
- Posted by: admin-abikb
- Category: News Feed
Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global akan dibayangi oleh sentimen volatilitas dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini.
Tim analis Monex Investindo Futures menjelaskan emas berpeluang bergerak turun di tengah outlook menguatnya dolar AS karena pernyataan yang cenderung hawkish dari pejabat Fed serta solidnya data manufaktur dan sektor jasa AS.
“Namun, sebaiknya pasar waspadai masih adanya kekhawatiran terhadap krisis perbankan yang dapat memicu permintaan aset safe haven logam mulia,” jelas analis Monex, Senin (27/3/2023).
Menurutnya, emas berpeluang dijual selama bergerak di bawah level resistance di US$1.982, karena berpotensi bergerak turun menguji support terdekat di US$1.968 per troy ounce.
Kendati demikian, jika emas dapat bergerak naik hingga menembus ke atas level US$1.982 per troy ounce, emas berpeluang dibeli karena berpotensi naik lebih lanjut membidik resistance selanjutnya di US$1.990 per troy ounce.
Mengutip Investing, Senin (27/3/2023), harga emas mundur pada perdagangan Senin karena para pedagang mengunci keuntungan setelah kenaikan yang kuat. Namun, posisi emas tetap mendekati level kunci yang dicapai minggu lalu karena kekhawatiran krisis perbankan global membuat permintaan safe haven tetap tinggi.
Harga emas melonjak ke lebih dari US$2.000 minggu lalu di tengah kekhawatiran domino jatuhnya bank-bank AS dan Eropa, dengan keuntungan logam kuning sebagian besar melampaui dolar sebagai aset safe haven tahun ini.
Emas tertekan aksi ambil untung pada Senin, lantaran di bawah tekanan dari sedikit kebangkitan dolar setelah beberapa pejabat Federal Reserve mengatakan bank dapat menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lagi.
Pejabat AS dan Eropa memperingatkan selama akhir pekan bahwa sektor perbankan sedang diawasi secara ketat untuk tanda-tanda potensi krisis kredit. Sumber kekhawatiran pasar terbaru datang dari Deutsche Bank AG, yang sahamnya anjlok minggu lalu setelah biaya mengasuransikan utang bank terhadap potensi gagal bayar atau CDS melonjak mendekati level tertinggi lima tahun.
Pelaku pasar mengkhawatirkan keruntuhan bank Eropa mana pun setelah Credit Suisse Group diakuisisi oleh kompetitornya UBS Group AG dalam kesepakatan darurat yang ditengahi oleh regulator Swiss.