- 13 June 2023
- Posted by: admin-abikb
- Category: News Feed
Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global merosot pada akhir perdagangan Senin (13/6/2023), memperpanjang kerugian hari kedua berturut-turut.
Harga emas tertekan aksi jual karena dolar AS menguat dan menjadi pilihan investor di tengah kehati-hatian menjelang data inflasi konsumen AS dan pertemuan Federal Reserve atau The Fed. The Fed diperkirakan memberikan arah terkait suku bunga
Harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange turun US$7,50 atau 0,38 persen menjadi US$1.969,70 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.981,40 dan terendah di 1.963,10, mengutip Antara.
Dolar AS menguat pada perdagangan Senin (12/6/2023), dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,09 persen menjadi 103,6455 pada pukul 15.00 waktu setempat (19.00 GMT).
Harga emas bertahan pada kisaran perdagangan ketat yang terlihat selama tiga minggu terakhir karena pasar berubah hati-hati menjelang data inflasi konsumen AS dan pertemuan Federal Reserve.
Logam kuning melihat beberapa dukungan minggu lalu karena beberapa data tenaga kerja yang lemah mendorong ekspektasi bahwa Fed akan melewatkan kenaikan suku bunga pada akhir pertemuan dua hari pada Rabu (14/6/2023).
Investor juga menunggu indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan dirilis Selasa waktu setempat dan keputusan Federal Reserve tentang suku bunga ketika pertemuan kebijakan moneter Juni berakhir pada Rabu (14/6/2023).
Data inflasi juga diharapkan menjadi faktor penentu dalam keputusan Fed, mengingat bahwa tujuan utama bank sentral dalam siklus kenaikan suku bunga ini adalah untuk menurunkan inflasi ke target tahunan Fed 2,0 persen.
Ekspektasi pasar adalah Federal Reserve akan menghentikan kenaikan suku bunga pada pertemuan Juni dan menaikkan suku bunga di pertemuan berikutnya pada Juli, tergantung pada laporan inflasi pada Selasa.
Sebelumnya diberitakan, The Fed akan memantau data inflasi yang dirilis pada Selasa (13/6/2023) sebagai pertimbangan kebijakan moneter dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 13-14 Juni 2023 mendatang.
Dalam rapat FOMC, the Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuanya. Dari sisi lain, investor akan fokus pada pembaruan proyeksi kenaikan suku bunga atau Dot plot. Dot plot The Fed diperkirakan menunjukan rata-rata suku bunga acuan kebijakan pada akhir tahun ini sebesar 5,1 persen.
Sebaliknya, pasar memperkirakan kemungkinan kenaikan 25 basis poin pada bulan Juli yang diikuti oleh pemangkasan yang sama pada bulan Desember. Selain itu, sejumlah pejabat The Fed telah menekankan bahwa jeda dalam siklus kenaikan seharusnya tidak dilihat sebagai kenaikan terakhir.