- 26 June 2023
- Posted by: admin-abikb
- Category: News Feed
Jakarta, CNBC Indonesia – Emas babak belur pada pekan lalu. Sinar sang logam mulia juga diperkirakan masih meredup pada pekan ini.
Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (23/6/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.92,36 per troy ons. Harganya memang naik tipis 0,41%.
Namun, dalam sepekan, harga emas ambruk 1,84%. Pelemahan dalam sepekan tersebut adalah yang terburuk sejak awal Februari atau empat bulan terakhir.
Sepanjang bulan ini, emas sudah jatuh 2,1% atau lebih dalam dibandingkan pada Mei di mana emas ambruk 1,4%.
Harga emas sedikit membaik pada pagi hari ini. Pada perdagangan Senin (26/6/2023) pukul 06:25 WIB, harga emas di pasar spot ada di posisi US$ 1.924,11. Harganya naik 0,14%.
Harga emas ambruk pekan lalu setelah Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menegaskan jika masih ada potensi kenaikan suku bunga pada tahun ini. Pasalnya, inflasi belum bergerak sesuai keinginan The Fed yakni di kisaran 2%.
Pernyataan Powell juga diperkirakan masih akan menjadi penggerak utama emas pekan ini. Powell akan berbicara pada European Central Bank (ECB) Forum on Central Banking pada Rabu pekan ini (28/6/2023).
“Powell benar-benar hawkish. Dia lebih cenderung untuk menaikkan suku bunga dan belum mempertimbangkan pemangkasan dalam waktu dekat. Ini jelas membuat emas melemah,” tutur analis dari Blue Line Futures, Phillip Streible, dikutip dari Reuters.
Presiden The Fed San Francisco Mary Daly, pada akhir pekan lalu, juga mengatakan kenaikan suku bunga dua kali lagi adalah hal yang masuk akan untuk menekan inflasi.
“Pernyataan ini membuat investor kehilangan rasa perdaya dirinya ke emas. Kebijakan The Fed membuat sentimen pasar yang semula (positif) berubah dan ini membuat permintaan emas turun,” tutur analis dari Standard Chartered, Suki Cooper, dikutip dari Reuters.
Pernyataan hawkish The Fed membuat dolar AS menguat taham. Indeks dolar menguat ke 102,8 pada penutupan perdagangan pekan lalu. Indeks menguat dari 102,9 pada hari sebelumnya.
Penguatan dolar tentu saja berdampak negatif ke emas karena membuat emas semakin mahal untuk dibeli sehingga tak menarik untuk investasi.