- 2 August 2023
- Posted by: admin-abikb
- Category: News Feed
Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global diprediksi masih bergerak volatil pada perdagangan hari ini, Rabu (2/8/2023). Emas memiliki peluang naik setelah anjlok tajam kemarin. Tim Analis Monex Investindo Futures menjelaskan harga emas anjlok US$21,33 ke US$1.944,10 per troy ons pada perdagangan Selasa (1/8/2023). Indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat, diikuti dengan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi atau Treasury memberikan pukulan ganda ke komoditas emas. “Kenaikan indeks dolar AS membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga outlook permintaan menjadi kurang bagus,” tulis analis Monex, Rabu (2/8/2023). Di sisi lain, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga memberikan dampak negatif ke emas, lantaran dianggap aset aman (safe haven) tetapi emas tidak memberikan imbal hasil.
Artinya kenaikan yield obligasi pemerintah AS membuat daya tarik emas menurun, pelaku pasar lebih memilih instrumen tersebut yang imbal hasilnya sedang tinggi. Indeks dolar AS kemarin tercatat naik ke 102,22 dibandingkan penutupan Senin 101,88. Sementara yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun melesat ke 4,027 persen dibandingkan penutupan awal pekan 3,965 persen. Meski turun tajam kemarin, kata analis Monex, emas langsung lompat lebih dari US$5 pada perdagangan sesi Asia hari ini. Kenaikan emas kemudian berlanjut hingga menyentuh level tertinggi intraday US$1.952,83 per troy ons.
Fitch Ratings yang menurunkan peringkat kredit Amerika Serikat menjadi AA+ dari sebelumnya AAA menjadi pemicu kenaikan harga emas. Lebih lanjut, pelaku pasar diperkirakan menanti lebih banyak data ekonomi yang dirilis dari Amerika Serikat. Pada Jumat nanti ada data perekrutan tenaga kerja diluar sektor pertanian (non-arm payrolls/NFP) yang menjadi acuan bank sentral AS Federal Reserve dalam menetapkan kebijakan moneter.