Data Ekonomi AS Variatif, Harga Emas Menguat Tipis

Emas Comex. – .Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Rabu (4/8/2021) karena investor bereaksi terhadap data pekerjaan sektor swasta AS yang lebih rendah dari perkiraan.

Kontrak emas teraktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik 0,4 poin atau 0,02 persen dan ditutup pada US$1,814,5 dolar AS per troy ounce.

Automated Data Processing Inc. melaporkan pada hari Rabu bahwa pekerjaan sektor swasta AS meningkat sebesar 330.000 pada bulan Juli, di bawah 653.000 pekerjaan yang diperkirakan oleh para ekonom dan juga kurang dari 680.000 pekerjaan yang ditambahkan pada bulan Juni.

Sementara itu, Indeks Manajer Pembelian Jasa AS Markit berada di 59,9 persen di bulan Juli, turun 4,7 poin persentase dari perkiraan akhir Juni di 64,6.

Namun demikian, Institute for Supply Management (ISM) menempatkan indeks manajer pembelian jasa (PMI) pada level tertinggi sepanjang masa 64,1 persen pada Juli.

Pasar emas sekali lagi berjuang untuk menemukan daya tarik setelah tidak mampu mempertahankan kenaikannya. Logam mulia sempat mendapat dukungan setelah rilis data ADP. Namun, harga kembali melemah seiring tekanan jual menyusul data ISM yang lebih baik dari perkiraan.

Pasar emas mendapat pukulan lagi setelah wakil ketua Federal Reserve Richard Clarida mengatakan dia mendukung kenaikan suku bunga pada tahun 2023.

“Kondisi yang diperlukan untuk menaikkan kisaran target suku bunga the Fed akan terpenuhi pada akhir tahun 2022,” kata Clarida diskusi webcast yang diselenggarakan oleh Peterson Institute for International Economics, Rabu (4/8/2021).

Kepala analis pasar Blu Line Futures Phillip Streible mengatakan harga emas terjebak dalam kisaran konsolidasinya dan akan sensitif terhadap jenis komentar seperti ini.

Namun, meskipun harga emas tampaknya dibatasi pada moving average 200 hari dan 50 hari, Streible mengatakan bahwa dia tetap bullish pada emas dan penurunan harus dibeli.

“Saya tidak berpikir Anda dapat mengabaikan risiko stagflasi yang meningkat. Kami melihat kenaikan inflasi dan data ekonomi campuran yang terbaik. Pasar tenaga kerja terus mengecewakan,” ungkap Streible, dikutip Kitco News.



Leave a Reply