Menguat di Akhir Pekan, Bagaimana Prediksi Rupiah Pekan Depan?

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kurs rupiah mendapat stamina di akhir pekan ini. Rupiah di pasar spot menguat 0,15% ke Rp 14.979 per dolar Amerika Serikat (AS), Jumat (8/7).

Namun, dalam sepekan terakhir, rupiah di pasar spot sudah melemah 0,24%, bahkan sempat menembus level Rp 15.000 pada tengah pekan ini.

Tren serupa juga terjadi di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI). Rupiah ditutup di level Rp 14.981 per dolar AS atau naik tipis 0,03%. Sementara jika dihitung dalam sepekan, rupiah tetap melemah 0,17%.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, tekanan rupiah pada pekan ini datang dari meningkatnya permintaan dolar AS sebagai safe haven imbas dari kekhawatiran akan terjadinya resesi global. Apalagi, The Fed masih memberikan pandangan yang hawkish pada pertemuannya di tengah pekan ini.

“Tak pelak, rupiah sebagai aset berisiko ditinggalkan pelaku pasar dan berada dalam tren pelemahan,” ungkapnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/7).

Beruntung, rupiah mendapat angin segar dari dalam negeri seiring dengan rilis data cadangan devisa Indonesia bulan Juni 2022. Adapun, Indonesia mencatatkan cadangan devisa sebesar US$ 136,4 miliar, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 135,6 miliar.

Sementara itu, dari eksternal penguatan dolar AS juga cenderung terbatas seiring dengan rilis tunjangan klaim pekerja AS yang kurang baik. Selain itu, pasar juga tengah wait and see menantikan rilis data non farm payroll AS nanti malam.

“Kedua sentimen di akhir pekan tersebut berhasil menjadi bemper sehingga pelemahan rupiah tidak berlanjut ke atas Rp 15,000 per dolar AS,” imbuh Faisyal.

Pada pekan depan, ia melihat, kunci pergerakan rupiah akan ditentukan oleh rilis data non farm payroll AS. Jika ternyata lebih baik dari ekspektasi pasar, bisa saja rupiah kembali berada dalam tekanan.

Faisyal memproyeksikan rupiah akan berada di rentang Rp 14.750 – Rp 15.200 per dolar AS untuk pekan depan.