Duh Emas! Menguat 3 Hari, tapi Masih Dipandang Sebelah Mata

Jakarta, CNBC Indonesia – Kinerja emas masih diragukan meskipun sudah bersinar dalam tiga hari. Adanya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat menjadi penyebab utamanya.

Pada perdagangan Rabu (19/10/2022) pukul 06:18 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.653,38 per troy ons. Harga emas menguat 0,09%.

Penguatan ini memperpanjang tren positif emas yang sudah berlangsung sejak awal pekan. Pada perdagangan Selasa (18/10/2022), harga emas juga menguat 0,11% ke US$ 1.651,83 per troy ons. Sejak awal pekan, harga emas sudah menguat 

Dalam sepekan, harga emas masih melandai 1,1% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas ambles 1,4% sementara dalam setahun anjlok 6,6%.

Analis komoditas UBS Giovanni Staunovo mengingatkan emas memang mampu menguat dalam beberapa hari terakhir. Namun, emas masih rawan pelemahan karena bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) diproyeksi menaikkan suku bunga acuan pada awal November mendatang.

“Sampai The Fed menunjukkan pelonggaran kebijakan moneternya maka penguatan emas hanya sementara saja,” tutur Staunovo, dikutip dari Reuters.

Staunovo menambahkan penguatan emas lebih dibantu oleh melemahnya dolar AS. Indeks dolar ditutup pada posisi 112,04 kemarin. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 5 Oktober lalu.

Dia menambahkan tidak ada faktor penopang yang mampu melambungkan emas hingga US$ 1.700 per troy ons.

“Pelemahan dolar AS memberikan nafas segar bagi emas untuk menguat. Namun, pada akhirnya katalis utama emas adalah kenaikan suku bunga acuan,” tutur analis dari OANDA Edward Moya.

Sepanjang tahun ini, harga emas memang langsung terkulai begitu The Fed menaikkan suku bunga acuan.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS. Dua faktor ini sama-sama berdampak negatif ke emas. Penguatan dolar AS membuat emas semakin mahal sehingga tidak menarik. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield obligasi pemerintah AS membuat emas tidak menarik.