Jangan Jual Dulu! Emas Diramal Melesat Mulai Maret 2023

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas cenderung melemah dalam sepekan terakhir. Pada perdagangan Jumat (4/11/2022) pukul 06: 12 WIB, harga emas dunia di pasar spot memang menguat tipis 0,02% ke posisi US$ 1.629,51 per troy ons.

Kendati menguat tipis pada pagi hari ini, emas lebih kerap ditutup dalam zona merah dalam sepekan bahkan sebulan terakhir.  Dalam dua hari terakhir saja, harga emas ambruk 1,11%. Pada perdagangan kemarin, Kamis (3/11/2022), harga emas melandai 0,36% sementara pada Rabu pekan ini anjlok 0,78%.

Dalam sepekan, harga emas masih ambles 0,75% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga anjlok 5,6% sementara dalam setahun anjlok 9,1%.

Phillip Streible, analis Blue Line Futures, memperkirakan emas akan sulit menguat dalam beberapa waktu ke depan. Pasalnya, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kemungkinan masih akan memberlakukan kebijakan hawkishnya.

Dia memperkirakan emas baru bisa bernafas dan menguat secara tajam setelah The Fed mengakhiri kebijakan moneter agresifnya.

“Saya tidak melihat ada pembalikan arah yang signifikan untuk emas dalam jangka pendek. Momentum bullish emas baru akan terjadi sampai The Fed berhenti menaikkan suku bunga, mungkin sampai akhir Maret 2023 nanti,” tutur Streible, dikutip dari Reuters.
https://65695f0f595460a692421b062118b079.safeframe.googlesyndication.com/safeframe/1-0-39/html/container.html

Seperti diketahui, The Fed baru saja menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada Rabu lalu (2/11/2022). Secara keseluruhan, The Fed sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 375 bps pada tahun ini.

“Saya memperkirakan emas akan semakin melemah menuju titik lemahnya pada September. Emas bisa melemah ke level US$ 1.6000 bawah jika yield terus naik,” ujar Michael Hewson dari CMC Markets UK.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed membuat yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun langsung melambung ke 4,15% atau tertinggi sejak 24 Oktober. Indeks dolar juga menguat ke 112,93 atau terkuat sejak 20 Oktober 2022.

Penguatan dolar AS membuat emas semakin mahal sehingga tidak menarik. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield surat utang pemerintah AS mengurangi daya tarik emas.