Breaking News: The Fed Bikin Harga Emas Melesat 1% Lebih!

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas langsung terbang setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) hanya menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps). Keputusan The Fed membuat dolar AS melandai sehingga emas pun terbang.

Pada penutupan perdagangan Rabu (1/2/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.950,42 per troy ons. Harga sang logam melonjak 1,17%.

Penguatan tersebut memperpanjang tren positif emas yang juga menguat pada hari sebelumnya. Dalam dua hari terakhir, harga emas sudah melonjak 1,45%.

Penguatan emas masih berlanjut pada hari ini. Pada Kamis pagi (2/2/2023) pukul 06:30 WIB, harga emas dunia di pasar spot di posisi US$ 1.953,25 per troy ons. Emas menguat 0,15%.

Penguatan emas tak bisa dilepaskan dari loyonya dolar AS. Indeks dolar AS melandai 0,9% ke posisi 101,22 kemarin. Level tersebut adalah yang terendah sejak April 2022.

Melemahnya dolar AS akan membuat emas semakin murah dan terjangkau sehingga permintaan meningkat.

“Keputusan The Fed jelas menjadi support yang luar biasa bagi emas. Pelaku pasar emas tengah menyiapkan posisi untuk kelanjutan kenaikan harga,” tutur Suki, dikutip dari Reuters.

Analis Heraeus Precious Metals, Tai Wong, mengatakan keputusan The Fed akan membuat harga emas rally.

“Hanya masalah waktu bagi emas untuk naik terus dan akan dibeli dalam jumlah besar,” tutur Tai Wong, dikutip dari Reuters.

Seperti diketahui, The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps ke kisaran 4,5% – 4,75%. Kenaikan ini lebih rendah dibandingkan 50 bp pada Desember 2022 dan 75 basis pada empat pertemuan sebelumnya.

Keputusan The Fed juga sejalan dengan ekspektasi pasar. Chairman The Fed Jerome Powell memang mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut. Namun, dia mengatakan kenaikan suku bunga mendatang akan tergantung pada sejumlah faktor termasuk pengetatan kumulatif kebijakan moneter.

The Fed juga mencatat meski inflasi sudah jauh melandai, tetapi masih cenderung tinggi, menunjukkan pembuat kebijakan semakin yakin bahwa tekanan harga telah mencapai puncaknya.