Ambruk 5 Hari, The Fed Beneran Buat Pemilik Emas Menangis

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas makin ambruk. Pada perdagangan Kamis (22/6/2022), harga emas dunia di pasar spot ditutup di posisi di US$ 1.913,52 per troy ons. Harga emas jatuh 0,98%.

Harga penutupan tersebut adalah yang terendah sejak 14 Maret 2023 atau tiga bulan lebih.

Pelemahan harga kemarin juga memperpanjang tren negatif emas yang sudah berlangsung sejak 16 Juni tahun ini. Dalam lim ahari perdagangan terakhir, harga emas sudah ambruk 2,26%.

Emas berada dalam zona pelemahan sejak Jumat pekan lalu (9/6/2022), kecuali pada Selasa (22/6/2022).
Emas sedikit menguat pada hari ini. Pada perdagangan Jumat (23/6/2023), harga emas di spot ada di posisi US$ 1.914,33 per troy ons, Harganya menguat tipis 0,04%.

Pelemahan emas masih disebabkan oleh testimoni Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di depan Komite Layanan Keuangan DPR AS.
Powell kembali menegaskan jika The Fed tidak ragu untuk mengerek suku bunga jika inflasi belum melandai. Namun, kenaikan suku bunga sepertinya akan diputuskan secara hati-hati.

“Paling tidak kamu sudah mendekati tujuan kita dan sangat masuk akal jika kita akan bergerak hati-hati,” tutur Powell, dikutip dari Reuters.

Jumlah klaim pengangguran AS sebenarnya menjadi sentimen positif pergerakan emas. Namun, tidak cukup untuk menahan jatuhnya emas.
Jumlah pegawai yang mengajukan klaim pengangguran di Amerika Serikat mencapai 264.000 pada pekan yang berakhir pada 17 Juni, tertinggi sejak Oktober 2021.
Dengan klaim pengangguran yang meningkat maka ada harapan inflasi AS melandai.

Di luar The Fed, sejumlah bank sentral Eropa kini gencar menaikkan suku bunga yang berimbas negatif ke emas.
Pernyataan hawkish The Fed membuat imbal hasil surat utang US Treasury tenor 10 tahun naik ke 3,8%. Posisi tersebut adalah tertinggi sejak awal Maret tahun ini.

Emas tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil surat utang AS membuat emas kurang menarik.
“The Fed dan bank sentral lain terus melanjutkan kenaikan suku bunga. Ke depan, suku bunga juga diperkirakan naik dan ini tentu saja akan sangat membebani emas ke depan,” tutur analis High Ridge Futures, David Meger, dikutip dari Reuters.

Meger juga mengingatkan jika emas cenderung melemah pada Juni-Juli.

“Kita tengah dalam periode lesu musim panas untuk emas. Permintaan emas biasanya melemah pada Juni-Juli,” imbuh Meger.