Harga Emas Hari Ini, 18 Oktober 2023, Peluang Menguat Jelang Sabda Terbaru Ketua The Fed

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas hari ini, Rabu (18/10/2023) akan berfluktuasi namun berpeluang ditutup menguat di tengah memburuknya situasi konflik Israel-Hamas, dan juga para investor bersiap untuk isyarat jalur kenaikan suku bunga AS dari Ketua The Fed Jerome Powell minggu ini.

Tim riset Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas naik hampir US$3 pada perdagangan Selasa ke US$1.922,98 per troy ons. Pergerakannya terbilang volatil Selasa kemarin, berada dalam rentang US$1.912,32 – US$ 1.931,46 per troy ons.

Perang di Gaza masih menjaga kinerja emas sebab permintaanya sebagai aset safe haven akan mengalami peningkatan. Monex melanjutkan, banyak analis kini melihat peluang emas bakal mencapai US$2.000 per troy ons jika konflik Israel dengan Hamas semakin tereskalasi. Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan emas.

Selain itu, tambah Monex, pelaku pasar juga menanti rilis data pertumbuhan ekonomi (gross domestic product/GDP) China pada pukul 9:00 WIB. Forecast di Trading Central menunjukkan GDP pada kuartal III-2023 tumbuh 4,6% year-on-year (YoY) lebih rendah dari kuartal sebelumnya 6,3% YoY.

“Pelambatan ekonomi China bisa memicu kekhawatiran akan pelambatan ekonomi global, sehingga permintaan safe haven berpotensi meningkat. Artinya, jika GDP China dirilis lebih rendah dari forecast, Gold bisa mendapat sentimen positif pada perdagangan sesi Asia Rabu (18/10/2023),” papar monex dalam riset hariannya, Rabu (18/10/2023).

Sebagai informasi, Presiden AS Joe Biden akan melakukan kunjungan penting ke Israel pada hari Rabu ketika krisis kemanusiaan di Gaza memburuk.

Sampai ada semacam gencatan senjata atau deeskalasi, emas akan berada di atas kisaran US$1.900, kata Everett Millman, kepala analis pasar di Gainesville Coins, dikutip Reuters.

Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian politik dan keuangan, sejauh ini telah meningkat lebih dari 4% di bulan Oktober.

Namun jika tidak ada peningkatan, potensi kenaikan emas lebih lanjut kemungkinan akan tetap terbatas karena penurunan suku bunga AS mungkin terjadi lebih lambat dari perkiraan, kata Commerzbank dalam sebuah catatan, mengulangi perkiraannya sebesar US$1.900 pada akhir Desember dan US$2.100 per ounce pada akhir tahun 2024.

Pidato Powell pada hari Kamis nanti dapat memberikan lebih banyak pencerahan mengenai jalur kebijakan moneter bank sentral AS setelah retorika dovish baru-baru ini dari beberapa pejabat Fed.

Jika ada petunjuk bahwa The Fed akan mencapai akhir dari siklus kenaikan suku bunga, hal ini akan berdampak baik bagi emas, bahkan jika kita tidak segera melakukan penurunan suku bunga, Millman menambahkan.